Ketua
Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati
Soekarnoputri menekankan perlunya membumikan Pancasila dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.
“Memang hari-hari ini bangsa Indonesia mulai kehilangan arah karena betul hanya mendengar pancasila diucapkan saja,” kata Megawati dalam pidato singkat di acara peringatan hari Lahirnya Pancasila dan hari bulan Bung Karno di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta, Sabtu (4/6/2016).
Menurut dia, ada kebutuhan untuk menggelorakan kembali Pancasila kepada seluruh rakyat Indonesia agar Pancasila mantap sebagai ideologi dan perekat bangsa.
Disamping itu, lanjut dia, perlu menjadikan Pancasila sebagai bintang penerang yang memberikan penerangan bagi perjuangan bangsa Indonesia.
Megawati mengatakan, gotong-royong sebagai perasan dari Pancasila bisa menjadi cara untuk membumikan Pancasila.
“Gotong-royong itu betul-betul milik bangsa Indonesia,” kata Megawati.
Merujuk pada Bung Karno, Megawati menyebut tiga cara mewujudkan gotong-royong. Pertama, bangsa Indonesia harus berdaulat secara politik. Dengan begitu, Indonesia tidak terseret dalam globalisasi yang tanpa arah.
Kedua, berdiri di kaki sendiri agar tidak bergantung pada pihak atau bangsa lain.
“Berdiri di atas kaki sendiri bukan berarti menutup diri dari pergaulan dengan bangsa lain,” jelasnya.
Ketiga, berkepribadian secara budaya. Dia menjelaskan, budaya Indonesia sangat beragam, tetapi kurang dihargai oleh bangsa Indonesia sendiri.
“Bangsa asing itu justru menghargai budaya kita, sementara kita melupakannya,” kata Presiden kelima Republik Indonesia ini.
Peringatan Haul Bung Karno tadi malam juga diwarnai dengan penampilan grup band Rodinda. Grup band yang digawangi oleh Prananda Prabowo ini menyanyikan lagu “Aku Melihat Indonesia” dan “Dedication of Life”.
Ada juga pembacaan puisi berjudul “Jangan Menghafalkan Pancasila” oleh Sudjiwo Tejo yang diiringi sayup-sayup lagu “Pancasila Rumah Kita” oleh paduan suara dari DPD PDIP Bali.
Acara ini juga dihadiri oleh sejumlah pimpinan lembaga negara dan partai politik, seperti Ketua DPR Ade Komaruddin, Ketua DPD RI Irman Gusman, Wakil Ketua DPD RI Faruq Muhammad, politikus Golkar Fadel Muhammad, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar, Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy, dan lain-lain.
Hadir juga beberapa Menteri Kabinet Kerja, yakni Menteri Koordinator Bidang Hukum, Politik dan Keamanan (Menko Polhukam) Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Tenaga Kerja Hanif Dakhiri, Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, dan Menteri Agama Lukman Hakim.
“Memang hari-hari ini bangsa Indonesia mulai kehilangan arah karena betul hanya mendengar pancasila diucapkan saja,” kata Megawati dalam pidato singkat di acara peringatan hari Lahirnya Pancasila dan hari bulan Bung Karno di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta, Sabtu (4/6/2016).
Menurut dia, ada kebutuhan untuk menggelorakan kembali Pancasila kepada seluruh rakyat Indonesia agar Pancasila mantap sebagai ideologi dan perekat bangsa.
Disamping itu, lanjut dia, perlu menjadikan Pancasila sebagai bintang penerang yang memberikan penerangan bagi perjuangan bangsa Indonesia.
Megawati mengatakan, gotong-royong sebagai perasan dari Pancasila bisa menjadi cara untuk membumikan Pancasila.
“Gotong-royong itu betul-betul milik bangsa Indonesia,” kata Megawati.
Merujuk pada Bung Karno, Megawati menyebut tiga cara mewujudkan gotong-royong. Pertama, bangsa Indonesia harus berdaulat secara politik. Dengan begitu, Indonesia tidak terseret dalam globalisasi yang tanpa arah.
Kedua, berdiri di kaki sendiri agar tidak bergantung pada pihak atau bangsa lain.
“Berdiri di atas kaki sendiri bukan berarti menutup diri dari pergaulan dengan bangsa lain,” jelasnya.
Ketiga, berkepribadian secara budaya. Dia menjelaskan, budaya Indonesia sangat beragam, tetapi kurang dihargai oleh bangsa Indonesia sendiri.
“Bangsa asing itu justru menghargai budaya kita, sementara kita melupakannya,” kata Presiden kelima Republik Indonesia ini.
Peringatan Haul Bung Karno tadi malam juga diwarnai dengan penampilan grup band Rodinda. Grup band yang digawangi oleh Prananda Prabowo ini menyanyikan lagu “Aku Melihat Indonesia” dan “Dedication of Life”.
Ada juga pembacaan puisi berjudul “Jangan Menghafalkan Pancasila” oleh Sudjiwo Tejo yang diiringi sayup-sayup lagu “Pancasila Rumah Kita” oleh paduan suara dari DPD PDIP Bali.
Acara ini juga dihadiri oleh sejumlah pimpinan lembaga negara dan partai politik, seperti Ketua DPR Ade Komaruddin, Ketua DPD RI Irman Gusman, Wakil Ketua DPD RI Faruq Muhammad, politikus Golkar Fadel Muhammad, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar, Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy, dan lain-lain.
Hadir juga beberapa Menteri Kabinet Kerja, yakni Menteri Koordinator Bidang Hukum, Politik dan Keamanan (Menko Polhukam) Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Tenaga Kerja Hanif Dakhiri, Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, dan Menteri Agama Lukman Hakim.
No comments:
Post a Comment