oleh : Bung Sam Jaya UISU
Dalam
catatan sejarah, gerakan mahasiswa di Indonesia merupakan barisan yang paling
depan dalam upaya melakukan perubahan sosial. Barisan paling depan ini bukanlah
pengertian yang konyol, yang dimaksud adalah mahasiswa yang merupakan entitas
masyarakat, bangsa menjadi pelopor dalam suatu perjuangan dengan
pemikiran-pemikiran yang berkembang, maju dan memberikan solusi dari kebuntuan
yang dialami oleh masyarakat. Gerakan mahasiswa menjadi penuntun terhadap baik
dan buruknya situasi dan kondisi sosial yang ada, menjadi penuntun bagi
masyrakat untuk hidup dan berkembang serta maju dalam menapaki kehidupan yang
dijalaninya. Tentu, peran mahasiswa, kaum intelektual dimasa pra kemerdekaan
sampai pasca kemerdekaan sudah dapat diketahui dan dipahami sebagai suatu
pengetahuan bahwa begitu penting dan pokok gerakan mahasiswa. Namun, suatu
peristiwa yang tidak disangka dan tidak di duga, gerakan mahasiswa pada
1998/1999 adalah gerakan mahasiswa yang terbesar dalam upaya menggulingkan
rezim Orde Baru, terlepas dari segala kelebihan dan kekurangannya. Setelah itu,
gerakan mahasiswa tidak lagi menjelma pada kepentingan masyrakat, gerakan
mahasiswa tidak lagi bermuara pada perubahan yang sangat mendasar. Mahasiswa diwarnai
hidupnya dalam berbagai aktivitas yang orientasinya zamaniah-mengikuti
gelombang zaman tanpa perlu mengetahui, mengerti dan memahami apa maksud
lahirnya suatu zaman. Mahasiswa, sedemikian upaya dan kerja keras dari
pendahulunya untuk menjadi pelopor suatu gerakan, pelopor suatu perubahan saat
ini hanya bisa menjadi BUDAK POLITIK dari beberapa kepentingan destruktif para
pendahulunya. Mahasisswa tidak menginginkan, tidak menyenangi upaya yang
konstruktif dari pendahulunya sebab dianggap sudah usang dan tidak sesuai
dengan keinginan zaman. Akhirnya, gerakan mahasiswa yang bersumber dari
organisasi yang terstruktur dan memiliki ideologi-citacita mulia, tidak lagi
memiliki daya cipta untuk membentuk dan melaksanakan suatu agenda perubahan.
Mahasiswa
saat ini tampaknya bukanlah sebagai individu dan komunal yang begitu senang
melakukan refleksi kritis terhadap keadaannya, terhadap keadaan lingkungannya,
terhadap bangsanya. Mahasiswa semacam tidak memiliki suatu agenda, tidak
memiliki wacana dan issue-issue tentang perubahan. Mahasiswa tidak memiliki
kegelisahan yang harusnya dapat di ungkapkan dalam lapangan perjuangan yang
telah terpampang dan tersedia di depan matanya. Mahasiswa bangga menjadi BUDAK
POLITIK dan berharap karir terbebsarnya adalah menjadi CUKONG POLITIK. Tentu,
ini bukanlah keinginan mendasar ketika mahassiwa ada di Indonesia. Cita-citanya
sangat jelas yaitu menjadi IMAM POLITIK, IMAM EKONOMI, IMAM SOSIAL, IMAM
PERTAHAN DAN KEAMANAN dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Akan tetapi,
lagi-lagi mahasiswa nalar kritisnya, daya ciptanya, Radikalnya, semangat
kepeloporannya telah sirna. Lantas, apa defenisi mahasiswa sekarang ini? Bagaimana
dengan organisasi mahasiswa saat sekarang ini? Bagaimana mereka hidup dan untuk
apa mereka hidup?
ORGANISASI
GERAKAN MAHASISWA NASIONAL INDONESIA di KOTA MEDAN
Maksud
dari tulisan ini ialah untuk mengeluarkan sedikit kegelisahan yang ada dalam
jiwa dan pikiran saya sekalipun pendapat dari pembaca tulisan ini begitu sangat
dangkal. Akan tetapi, ini adalah daya saya, ini adalah keinginan yang tidak
boleh saya pendam dalam hati, saya pendam dan membeku dalam pikiran saya.
Dunia
saat ini bergerak dengan pesatnya, maju dan terus berkembang sesuai dengan kepentingan-kepentingan
yang ada didalamnya. Dan, mereka yang hidup adalah mereka yang kuat dan memilki
kemampuan adaptasi yang baik. Mereka yang memiliki kemampuan adaptasi yang baik
adalah mereka yang sadar baik secara individu maupun berkelompok(organisasi)
bahwa jaman tidak peduli mereka akan mati atau hidup. Apakah GMNI memiliki
kesadaran demikian? Mudah mudahan demikian.
Sebagaimana
yang diketahui oleh banyak pemikir kolot, pemikir modern di dalam Komunitas
Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia baik yang yang sudah purna maupun masih
aktif bahwa Indonesia saat ini berada pada situasi dan kondisi yang didalamnya
terjadi tarik menarik kepentingan dunia Internasional. Tentang geo-politik,
perang strategi untuk hidup dan bertahan hidup serta menguasai dunia menjadi
pemabahasan yang sangat massiv. Amerika, China, Eropa, Korea, Jepang dan Rusia
saat ini mencoba membangun jati dirinya masing-masing. Mereka memperkuat
internalnya dan mempersiapkan segala sesuatu yang disiapkan untuk menghadapi
kemungkinan-kemungkinan yang mereka prediksi dan tidak mereka prediksi. Keberadaan
kaum pejuang-pemikir di Indonesia apakah dapat melihat secara baik, benar dan
bijaksana bagaimana posisi Indonesia dalam konteks ini. Tentu, asumsinya adalah
bahwa Indonesia hari ini berada dalam apitan perang strategi dari kekuatan
China dan Amerika. GMNI menghenuskan issue secara politik dan organisasi serta
ideologi bahwa Kapitalisme, Imperialisme, Feudalisme, liberalisme menjaadi soal
yang harus dijawab dan diselesaikan. Sebab, soal soal itu dapat kita
terjemahkan dengan issue intervensi asing diwilayah ekonomi, politik, hukum,
pertahanan dan keamanan. Namun, tidak sekalipun, baik yang purna dan aktif
berbicara serius bagaimana memperkuat Ideologi, Politik dan Organisasi GMNI itu sendiri. Ada kekhawatiran secara pribadi
dan mendasar, jangan sampai organisasi Gerakan ini menjadi HAMPA AKAN IDEOLOGI
dan tidak ada orientasi perjuangan sama sekali. Jangan sampai dalam meja-meja
perdiskusian tidak lagi membahas masalah-masalah strategis . Kita harus membangun
pengetahuan bagaimana strategi Negara, strategi pemerintah, strategi militer,
strategi ekonomi para pengusaha dan ekonom, strategi politik daripada politisi
dan partai politik, kita harus mengetahui strategi-struktur ekonomi pasar yang
sangat menyeramkan ini dan yang lebih penting lagi ialah sebagai entitas yang
kuat dan strategis kita harus memiliki dengan menetapkan strategi dan taktik
kita yang mapan dalam membangun bangsa dan negara dari Kota Medan, Sumut –Indonesia.
Mengapa demikian? Sebab kita punya ideologi dan sepengetahuan saya, ideologi
adalah sumber dari sebuah strategi dan taktik.
GMNI
adalah organisasi gerakan yang di komandoi, di motori oleh mahasiswa-mahasiswa
yang berstatus kader bangsa dan telah mengalami proses belajar dan mengajar
dalam organisasi. Segala pikir, sikap dan tindakannya diharapakan bersumber dan
berdasar atas ideologi yang sudah dimiliki dan diyakini sebagai suatu kebebaran
untuk menyelamatkan rakyat yang dimiskinkan oleh sistem kapitalisme. GMNI
adalah organisasi yang suluh perjuangannya secara tegas adalah mewujudkan masyrakat
yaang adil dan makmur dengan berjuang untuk rakyat dan berjuang bersama sama
rakyat. GMNI sebagai organisasi kader dan organisasi perjuangan yang
berkewajiban untuk senantiasa mengorganiasikan dirinya secara terus menerus dan
mengorganisasikan rakyat berdasarkan marhaenisme. Dengan jumlah Komisariat ada
24 dan ada banyak calon komisariat yang akan berdiri. GMNI Medan adalah sebuah
potensi kekuatan nasional yang dapat dipersiapkan untuk menjalankan tugas dan
amanah revolusi. Akan tetapi, persoalannya adalah dengan adanya jumlah
komisariat yang banyak GMNI ternyata mengalami krisis yang tidak boleh di biarkan
jikalau berkeinginan GMNI sebagai organisasi yang menegaskan bahwa Marhaenisme,
Nasionalisme Indonesia masih tetap relevan dalam membangun negeri, khusunya
Sumatera Utara. Adapun krisis yang saya temukan melalui proses pengamatan dan
diskusi dengan beberapa teman dan purna GMNI, yaitu :
1. Kepemimpinan
Gerakan : GMNI adalah organisasi yang berbeda dari organisasi pada umumnya. Dia
adalah organisasi gerakan. Organisasi gerakan ini adalah organisasi yang
berfikirnya, bersikapnya, bertindaknya tersistematis, terstruktur dan terus
mengalami perkembangan dan kemajuan. Sebagai sebuah organisasi yang khas maka
kepemimpinannya pun harus khas. Saya mendapati bahwa kepemimpinan itu adalah
sikap pemimpin dan yang dipimpin dalam organisasi gerakan. Kepemimpinan ini,
dipahami bukanlah kepemimpinan yang biasa, kepemimpinan ini bersumber dari
Sukarno sebagai pemimpin yang tegas, bepengetahuan luas, mencintai rakyatnya
dan siapsedian berpikir, berjuang demi kepentingan bangsa dan negaranya. Dan,
bagi yang dipimpin pun demikian adanya. Kepemimpinan Gerakan adalah kemampuan
untuk membawa agenda agenda perjuangan di dalam organisasi dan diliuar yang
berpotensi untuk di organisasikan berdasarkan ajaran Sukarno. Namun,
kepemimpinan Sukarno itu tidak terpatrih dalam jiwa dan pikirannya GMNI *(Gambaran
Umum = perlu dikaji dan diperdebatkan)
2. Ambisi
Gerakan : kita mengetahui bagaimana Sukarno memiliki ambisi dalam setiap
gerakan yang dilakukan. Dan dia juga memiliki ambisi untuk melakukan gerakan. Ambisi
gerakan itu bila kita pahami adalah perwujudan dari pikiran dalam lapangan
perjuangan. Jika, mengamini marhaenisme sebagai asas dan asas perjuangan, maka
ambisi GMNI adalah untuk berjuang dengan marhaenisme itu tanpa ada tawar
menawar sama sekali. Namun, ambisi yang ada hanyalah ambisi untuk menjadi budak
politik dan ujung-ujungnya jadi cukong politik, oligarki liberal. *(Gambaran
Umum = perlu dikaji dan diperdebatkan)
3. Manajemen
Gerakan : manajemen organisasi GMNI sangat tidak terlaksana dan tidak
terkontrol sebagaimana baiknya. GMNI tidak dapat memanajemen potensi ekonomi,
potensi politik dalam tubuh keorganisasiannya. Manajemen gerakan tidak dipahami
dan tidak dilaksanakan sebagaimana kewajiban untuk membesarkan, menguatkan
organisasi di dalam dan di luar dan mendistribusikan anggota, kader disetiap
lapangan perjuangan yang ada. *(Gambaran Umum = perlu dikaji dan
diperdebatkan)
4. Politik
Gerakan : GMNI secara politik berkewajiban untuk mengorganisir berjuta-juata
kaum marhaen, kaum yang melarat agar tidak adalagi yang di hisap oleh sistem
yang kapitalistik itu. Politik Gerakan GMNI mandeg, tidak mengakar. Politiknya jauh
dari tugas-tugas yang ada di dalam marhaenisme. *(Gambaran Umum = perlu dikaji
dan diperdebatkan)
5. Ideologi
Gerakan : Marhaenisme dipelajari dalam ruang-ruang kaderi sasi hanya sebatas
pengetahuan. Namun, pengetahuan itu tidak diaktualisasikan sehingga ideologi
tidak semakin kuat. *(Gambaran Umum = perlu dikaji dan diperdebatkan)
6. Otoritas
Gerakan : GMNI memiliki kewenangan, hak untuk melaksanakan amanah penderitaan
rakyat. Akan tetapi, GMNI lagi-lagi telah mengabsenkan diri dari kenyataan yang
harus disikapi dan diperjuangkan. *(Gambaran Umum = perlu dikaji dan
diperdebatkan)
7. Etika
Gerakan : GMNI tidak lagi melihat batas batas dalam perjuangan, GMNI tidak
melihat hal-hal penting untuk disikapi. Segala sesuatunya bersumber dari
keinginan yang semu untuk sebuah kepentingan yang jau dari nilai-nilai
moralitas dalam perjuagan. Rakyat hancur lebur hidupnya dalam kepingan derita
yang nista akan tetapi tidak sedikit yang cuek dan hanya membebek pada
kepentingan zaman. *(Gambaran Umum = perlu dikaji dan diperdebatkan)
8. Nation
State (Negara Kebangsaan) : GMNI tidak lagi berbicara tentang negara kebangsaan
yang secara fholosopis, negara kebangsaan itu menghendaki adanya persatuan dan
kesatuan. GMNI yang berkewajiban untuk memperteguh, memperkuat, menjaga negara
kebangsaan ini ternyata sedikit tidak mencerminkan daya pikir, daya tindak yang
berorientasi pada persatuan dan kesatuan. *(Gambaran Umum = perlu dikaji dan
diperdebatkan)
kedelapan
point diatas adalah yang harus diperhatikan, dibahas dan dilaksanakan apabila
GMNI Medan ingin menjadi organisasi seperti yang diharapkan dan dicita-citakan.
Selain itu, baik yang purna dan aktif, kita harus mengetahui tentang MEKANISME
PENGHANCURAN GMNI Medan yang saat ini sedang berjalan. Saya memahami benar,
bahwa GMNI adalah satu-satu nya organisasi yang secara terang-terangan
menjadikan Marhaenisme-ajaran Sukarno sebagai Asas perjuangannya. Banyak organisasi
yang menjadikan ajaran bung Karno sebagai asasnya kini habis atau dihabisi oleh
kepentingan politik aliran yang menginginkan agar ajaran Sukarno tidak
berkembang dengan baik dan benar di bumi pertiwi ini. Adapun mekanisme
penghancuran GMNI ialah sebagai berikut :
1. Menjauhkan
Nasionalisme dan Patriotisme dalam jiwa dan pikiran GMNI pada saat menjalankan
tugas tugas organisasi
2. Memasukkan
ide-ide atau pemikiran tokoh-tokoh yang
dianggap bersebrangan dengan Sukarno.
3. Memanipulasi
teori ilmiah ajaran Sukarno.
4. Menciptakan
friksi dan faksi politik struktural yang tidak konstruktive
5. Pemiskinan
wacana ideologis dan strategis dalam pertemuan-pertemuan GMNI
6. Dll
MENETAPKAN
MASA DEPAN GMNI di KOTA MEDAN
Titik
tolak saya menuliskan tentang MENETAPKAN MASA DEPAN GMNI di KOTA MEDAN dengan
segala kelemahan, kekurangan dalam pikiran saya adalah umat manusia di
indonesia ini semakin banyak yang sengsara dan tertindas sebagai perangkat
penting dalam hidup dan kehidupan kita juga sedang mengalami bahaya. Hal ini
tidak bisa di diamkan begitu saja. Keputusan dan kebijakan ekonomi, politik,
pendidikan, sosial budaya , pertahanan dan keamanan harus dapat kita jamin
untuk kepentingan rakyat, bangsa dan negara. Biarpun terlihat pahit, mungkin
siapa pun diantara kita dapat menjelaskan secara terperinci tentang kesengsaran
yang tidak hilang-hilang setelah Indonesia merdeka. Akan tetapi, di luar kita
barangkali ada yang berupaya untuk menutupi fakta-fakta yang ada. Kesengsaraan,
kemiskinan menjadi bahan diskusi yang tidak ada penyelesaiaannya. Organisasi progresive
lemah dan tak berdaya menentukan dan melaksanakan sikap kritisnya. Kesengsaraan
itu banyak bentuknya dan harus diselesaikan sedemikian rupa. GMNI harus memperbaiki
dirinya sebaik-baiknya kalau tidak ingin menjadi fosil.
Untuk
itu, masa depan GMNI di Kota Medan harus kita tetapkan dengan cara-cara sebagai
berikut :
1 Melakukan
studi perilaku organisasi gerakan *(Perlu
dikembangkan bersama)
2. Menentukan
disiplin organisasi gerakan*(Perlu
dikembangkan bersama)
3. Menjelaskan
sebaik-baiknya dan sebenar-benarnya, hubungan teori organisasi gerakan, psikologis organisasi dan perilaku organisasi gerakan *(Perlu dikembangkan bersama)
4. Membangun
skema dan kontra Skema gerakan *(Perlu
dikembangkan bersama)
5. Merevitalisasi
spesialisasi gerakan *(Perlu dikembangkan
bersama)
6. Melaksanakan
LAKKSUS (LATIHAN KEPEMIMPINAN KHUSUS) – SUKARNO *(Perlu dikembangkan bersama)
7. Menentukan
perangkat dan sistem pendukung organisasi *(Perlu
dikembangkan bersama)
Sebatas itu dulu
pengetahuan saya yang bisa disampaikan. Tentang bagaimanana kongkritnya masa
depan GMNI MEDAN itu saya yakin dan percaya akan lebih baik di bicarakan serius
oleh Purna dan Aktif GMNI di forum yang ada.
sumber: http://bungsyamgmni.blogspot.co.id/2016/06/menetapkan-masa-depan-gerakan-mahasiswa.html?spref=fb
No comments:
Post a Comment