GMNI JAYA!!! MARHAEN MENANG!!!

Saturday, June 25, 2016

MENETAPKAN MASA DEPAN GERAKAN MAHASISWA NASIONAL INDONESIA DI KOTA MEDAN

 oleh : Bung Sam Jaya UISU 
 
Dalam catatan sejarah, gerakan mahasiswa di Indonesia merupakan barisan yang paling depan dalam upaya melakukan perubahan sosial. Barisan paling depan ini bukanlah pengertian yang konyol, yang dimaksud adalah mahasiswa yang merupakan entitas masyarakat, bangsa menjadi pelopor dalam suatu perjuangan dengan pemikiran-pemikiran yang berkembang, maju dan memberikan solusi dari kebuntuan yang dialami oleh masyarakat. Gerakan mahasiswa menjadi penuntun terhadap baik dan buruknya situasi dan kondisi sosial yang ada, menjadi penuntun bagi masyrakat untuk hidup dan berkembang serta maju dalam menapaki kehidupan yang dijalaninya. Tentu, peran mahasiswa, kaum intelektual dimasa pra kemerdekaan sampai pasca kemerdekaan sudah dapat diketahui dan dipahami sebagai suatu pengetahuan bahwa begitu penting dan pokok gerakan mahasiswa. Namun, suatu peristiwa yang tidak disangka dan tidak di duga, gerakan mahasiswa pada 1998/1999 adalah gerakan mahasiswa yang terbesar dalam upaya menggulingkan rezim Orde Baru, terlepas dari segala kelebihan dan kekurangannya. Setelah itu, gerakan mahasiswa tidak lagi menjelma pada kepentingan masyrakat, gerakan mahasiswa tidak lagi bermuara pada perubahan yang sangat mendasar. Mahasiswa diwarnai hidupnya dalam berbagai aktivitas yang orientasinya zamaniah-mengikuti gelombang zaman tanpa perlu mengetahui, mengerti dan memahami apa maksud lahirnya suatu zaman. Mahasiswa, sedemikian upaya dan kerja keras dari pendahulunya untuk menjadi pelopor suatu gerakan, pelopor suatu perubahan saat ini hanya bisa menjadi BUDAK POLITIK dari beberapa kepentingan destruktif para pendahulunya. Mahasisswa tidak menginginkan, tidak menyenangi upaya yang konstruktif dari pendahulunya sebab dianggap sudah usang dan tidak sesuai dengan keinginan zaman. Akhirnya, gerakan mahasiswa yang bersumber dari organisasi yang terstruktur dan memiliki ideologi-citacita mulia, tidak lagi memiliki daya cipta untuk membentuk dan melaksanakan suatu agenda perubahan.

Mahasiswa saat ini tampaknya bukanlah sebagai individu dan komunal yang begitu senang melakukan refleksi kritis terhadap keadaannya, terhadap keadaan lingkungannya, terhadap bangsanya. Mahasiswa semacam tidak memiliki suatu agenda, tidak memiliki wacana dan issue-issue tentang perubahan. Mahasiswa tidak memiliki kegelisahan yang harusnya dapat di ungkapkan dalam lapangan perjuangan yang telah terpampang dan tersedia di depan matanya. Mahasiswa bangga menjadi BUDAK POLITIK dan berharap karir terbebsarnya adalah menjadi CUKONG POLITIK. Tentu, ini bukanlah keinginan mendasar ketika mahassiwa ada di Indonesia. Cita-citanya sangat jelas yaitu menjadi IMAM POLITIK, IMAM EKONOMI, IMAM SOSIAL, IMAM PERTAHAN DAN KEAMANAN dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Akan tetapi, lagi-lagi mahasiswa nalar kritisnya, daya ciptanya, Radikalnya, semangat kepeloporannya telah sirna. Lantas, apa defenisi mahasiswa sekarang ini? Bagaimana dengan organisasi mahasiswa saat sekarang ini? Bagaimana mereka hidup dan untuk apa mereka hidup?

ORGANISASI GERAKAN MAHASISWA NASIONAL INDONESIA di KOTA MEDAN

Maksud dari tulisan ini ialah untuk mengeluarkan sedikit kegelisahan yang ada dalam jiwa dan pikiran saya sekalipun pendapat dari pembaca tulisan ini begitu sangat dangkal. Akan tetapi, ini adalah daya saya, ini adalah keinginan yang tidak boleh saya pendam dalam hati, saya pendam dan membeku dalam pikiran saya.

Dunia saat ini bergerak dengan pesatnya, maju dan terus berkembang sesuai dengan kepentingan-kepentingan yang ada didalamnya. Dan, mereka yang hidup adalah mereka yang kuat dan memilki kemampuan adaptasi yang baik. Mereka yang memiliki kemampuan adaptasi yang baik adalah mereka yang sadar baik secara individu maupun berkelompok(organisasi) bahwa jaman tidak peduli mereka akan mati atau hidup. Apakah GMNI memiliki kesadaran demikian? Mudah mudahan demikian.

Sebagaimana yang diketahui oleh banyak pemikir kolot, pemikir modern di dalam Komunitas Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia baik yang yang sudah purna maupun masih aktif bahwa Indonesia saat ini berada pada situasi dan kondisi yang didalamnya terjadi tarik menarik kepentingan dunia Internasional. Tentang geo-politik, perang strategi untuk hidup dan bertahan hidup serta menguasai dunia menjadi pemabahasan yang sangat massiv. Amerika, China, Eropa, Korea, Jepang dan Rusia saat ini mencoba membangun jati dirinya masing-masing. Mereka memperkuat internalnya dan mempersiapkan segala sesuatu yang disiapkan untuk menghadapi kemungkinan-kemungkinan yang mereka prediksi dan tidak mereka prediksi. Keberadaan kaum pejuang-pemikir di Indonesia apakah dapat melihat secara baik, benar dan bijaksana bagaimana posisi Indonesia dalam konteks ini. Tentu, asumsinya adalah bahwa Indonesia hari ini berada dalam apitan perang strategi dari kekuatan China dan Amerika. GMNI menghenuskan issue secara politik dan organisasi serta ideologi bahwa Kapitalisme, Imperialisme, Feudalisme, liberalisme menjaadi soal yang harus dijawab dan diselesaikan. Sebab, soal soal itu dapat kita terjemahkan dengan issue intervensi asing diwilayah ekonomi, politik, hukum, pertahanan dan keamanan. Namun, tidak sekalipun, baik yang purna dan aktif berbicara serius bagaimana memperkuat Ideologi, Politik dan Organisasi GMNI  itu sendiri. Ada kekhawatiran secara pribadi dan mendasar, jangan sampai organisasi Gerakan ini menjadi HAMPA AKAN IDEOLOGI dan tidak ada orientasi perjuangan sama sekali. Jangan sampai dalam meja-meja perdiskusian tidak lagi membahas masalah-masalah strategis . Kita harus membangun pengetahuan bagaimana strategi Negara, strategi pemerintah, strategi militer, strategi ekonomi para pengusaha dan ekonom, strategi politik daripada politisi dan partai politik, kita harus mengetahui strategi-struktur ekonomi pasar yang sangat menyeramkan ini dan yang lebih penting lagi ialah sebagai entitas yang kuat dan strategis kita harus memiliki dengan menetapkan strategi dan taktik kita yang mapan dalam membangun bangsa dan negara dari Kota Medan, Sumut –Indonesia. Mengapa demikian? Sebab kita punya ideologi dan sepengetahuan saya, ideologi adalah sumber dari sebuah strategi dan taktik.

GMNI adalah organisasi gerakan yang di komandoi, di motori oleh mahasiswa-mahasiswa yang berstatus kader bangsa dan telah mengalami proses belajar dan mengajar dalam organisasi. Segala pikir, sikap dan tindakannya diharapakan bersumber dan berdasar atas ideologi yang sudah dimiliki dan diyakini sebagai suatu kebebaran untuk menyelamatkan rakyat yang dimiskinkan oleh sistem kapitalisme. GMNI adalah organisasi yang suluh perjuangannya secara tegas adalah mewujudkan masyrakat yaang adil dan makmur dengan berjuang untuk rakyat dan berjuang bersama sama rakyat. GMNI sebagai organisasi kader dan organisasi perjuangan yang berkewajiban untuk senantiasa mengorganiasikan dirinya secara terus menerus dan mengorganisasikan rakyat berdasarkan marhaenisme. Dengan jumlah Komisariat ada 24 dan ada banyak calon komisariat yang akan berdiri. GMNI Medan adalah sebuah potensi kekuatan nasional yang dapat dipersiapkan untuk menjalankan tugas dan amanah revolusi. Akan tetapi, persoalannya adalah dengan adanya jumlah komisariat yang banyak GMNI ternyata mengalami krisis yang tidak boleh di biarkan jikalau berkeinginan GMNI sebagai organisasi yang menegaskan bahwa Marhaenisme, Nasionalisme Indonesia masih tetap relevan dalam membangun negeri, khusunya Sumatera Utara. Adapun krisis yang saya temukan melalui proses pengamatan dan diskusi dengan beberapa teman dan purna GMNI, yaitu :

1.      Kepemimpinan Gerakan : GMNI adalah organisasi yang berbeda dari organisasi pada umumnya. Dia adalah organisasi gerakan. Organisasi gerakan ini adalah organisasi yang berfikirnya, bersikapnya, bertindaknya tersistematis, terstruktur dan terus mengalami perkembangan dan kemajuan. Sebagai sebuah organisasi yang khas maka kepemimpinannya pun harus khas. Saya mendapati bahwa kepemimpinan itu adalah sikap pemimpin dan yang dipimpin dalam organisasi gerakan. Kepemimpinan ini, dipahami bukanlah kepemimpinan yang biasa, kepemimpinan ini bersumber dari Sukarno sebagai pemimpin yang tegas, bepengetahuan luas, mencintai rakyatnya dan siapsedian berpikir, berjuang demi kepentingan bangsa dan negaranya. Dan, bagi yang dipimpin pun demikian adanya. Kepemimpinan Gerakan adalah kemampuan untuk membawa agenda agenda perjuangan di dalam organisasi dan diliuar yang berpotensi untuk di organisasikan berdasarkan ajaran Sukarno. Namun, kepemimpinan Sukarno itu tidak terpatrih dalam jiwa dan pikirannya GMNI *(Gambaran Umum = perlu dikaji dan diperdebatkan)

2.      Ambisi Gerakan : kita mengetahui bagaimana Sukarno memiliki ambisi dalam setiap gerakan yang dilakukan. Dan dia juga memiliki ambisi untuk melakukan gerakan. Ambisi gerakan itu bila kita pahami adalah perwujudan dari pikiran dalam lapangan perjuangan. Jika, mengamini marhaenisme sebagai asas dan asas perjuangan, maka ambisi GMNI adalah untuk berjuang dengan marhaenisme itu tanpa ada tawar menawar sama sekali. Namun, ambisi yang ada hanyalah ambisi untuk menjadi budak politik dan ujung-ujungnya jadi cukong politik, oligarki liberal. *(Gambaran Umum = perlu dikaji dan diperdebatkan)

3.      Manajemen Gerakan : manajemen organisasi GMNI sangat tidak terlaksana dan tidak terkontrol sebagaimana baiknya. GMNI tidak dapat memanajemen potensi ekonomi, potensi politik dalam tubuh keorganisasiannya. Manajemen gerakan tidak dipahami dan tidak dilaksanakan sebagaimana kewajiban untuk membesarkan, menguatkan organisasi di dalam dan di luar dan mendistribusikan anggota, kader disetiap lapangan perjuangan yang ada. *(Gambaran Umum = perlu dikaji dan diperdebatkan)

4.      Politik Gerakan : GMNI secara politik berkewajiban untuk mengorganisir berjuta-juata kaum marhaen, kaum yang melarat agar tidak adalagi yang di hisap oleh sistem yang kapitalistik itu. Politik Gerakan GMNI mandeg, tidak mengakar. Politiknya jauh dari tugas-tugas yang ada di dalam marhaenisme. *(Gambaran Umum = perlu dikaji dan diperdebatkan)

5.      Ideologi Gerakan : Marhaenisme dipelajari dalam ruang-ruang kaderi sasi hanya sebatas pengetahuan. Namun, pengetahuan itu tidak diaktualisasikan sehingga ideologi tidak semakin kuat. *(Gambaran Umum = perlu dikaji dan diperdebatkan)

6.      Otoritas Gerakan : GMNI memiliki kewenangan, hak untuk melaksanakan amanah penderitaan rakyat. Akan tetapi, GMNI lagi-lagi telah mengabsenkan diri dari kenyataan yang harus disikapi dan diperjuangkan. *(Gambaran Umum = perlu dikaji dan diperdebatkan)

7.      Etika Gerakan : GMNI tidak lagi melihat batas batas dalam perjuangan, GMNI tidak melihat hal-hal penting untuk disikapi. Segala sesuatunya bersumber dari keinginan yang semu untuk sebuah kepentingan yang jau dari nilai-nilai moralitas dalam perjuagan. Rakyat hancur lebur hidupnya dalam kepingan derita yang nista akan tetapi tidak sedikit yang cuek dan hanya membebek pada kepentingan zaman. *(Gambaran Umum = perlu dikaji dan diperdebatkan)

8.      Nation State (Negara Kebangsaan) : GMNI tidak lagi berbicara tentang negara kebangsaan yang secara fholosopis, negara kebangsaan itu menghendaki adanya persatuan dan kesatuan. GMNI yang berkewajiban untuk memperteguh, memperkuat, menjaga negara kebangsaan ini ternyata sedikit tidak mencerminkan daya pikir, daya tindak yang berorientasi pada persatuan dan kesatuan. *(Gambaran Umum = perlu dikaji dan diperdebatkan)
kedelapan point diatas adalah yang harus diperhatikan, dibahas dan dilaksanakan apabila GMNI Medan ingin menjadi organisasi seperti yang diharapkan dan dicita-citakan. Selain itu, baik yang purna dan aktif, kita harus mengetahui tentang MEKANISME PENGHANCURAN GMNI Medan yang saat ini sedang berjalan. Saya memahami benar, bahwa GMNI adalah satu-satu nya organisasi yang secara terang-terangan menjadikan Marhaenisme-ajaran Sukarno sebagai Asas perjuangannya. Banyak organisasi yang menjadikan ajaran bung Karno sebagai asasnya kini habis atau dihabisi oleh kepentingan politik aliran yang menginginkan agar ajaran Sukarno tidak berkembang dengan baik dan benar di bumi pertiwi ini. Adapun mekanisme penghancuran GMNI ialah sebagai berikut :

1.  Menjauhkan Nasionalisme dan Patriotisme dalam jiwa dan pikiran GMNI pada saat menjalankan tugas tugas  organisasi

2.  Memasukkan ide-ide atau pemikiran tokoh-tokoh yang dianggap bersebrangan dengan Sukarno.

3.      Memanipulasi teori ilmiah ajaran Sukarno.

4.      Menciptakan friksi dan faksi politik struktural yang tidak konstruktive

5.      Pemiskinan wacana ideologis dan strategis dalam pertemuan-pertemuan GMNI

6.      Dll

MENETAPKAN MASA DEPAN GMNI di KOTA MEDAN

Titik tolak saya menuliskan tentang MENETAPKAN MASA DEPAN GMNI di KOTA MEDAN dengan segala kelemahan, kekurangan dalam pikiran saya adalah umat manusia di indonesia ini semakin banyak yang sengsara dan tertindas sebagai perangkat penting dalam hidup dan kehidupan kita juga sedang mengalami bahaya. Hal ini tidak bisa di diamkan begitu saja. Keputusan dan kebijakan ekonomi, politik, pendidikan, sosial budaya , pertahanan dan keamanan harus dapat kita jamin untuk kepentingan rakyat, bangsa dan negara. Biarpun terlihat pahit, mungkin siapa pun diantara kita dapat menjelaskan secara terperinci tentang kesengsaran yang tidak hilang-hilang setelah Indonesia merdeka. Akan tetapi, di luar kita barangkali ada yang berupaya untuk menutupi fakta-fakta yang ada. Kesengsaraan, kemiskinan menjadi bahan diskusi yang tidak ada penyelesaiaannya. Organisasi progresive lemah dan tak berdaya menentukan dan melaksanakan sikap kritisnya. Kesengsaraan itu banyak bentuknya dan harus diselesaikan sedemikian rupa. GMNI harus memperbaiki dirinya sebaik-baiknya kalau tidak ingin menjadi fosil.

Untuk itu, masa depan GMNI di Kota Medan harus kita tetapkan dengan cara-cara sebagai berikut :

1   Melakukan studi perilaku organisasi gerakan *(Perlu dikembangkan bersama)

2.  Menentukan disiplin organisasi gerakan*(Perlu dikembangkan bersama)

3. Menjelaskan sebaik-baiknya dan sebenar-benarnya, hubungan teori organisasi gerakan, psikologis organisasi dan perilaku organisasi gerakan *(Perlu dikembangkan bersama)

4.   Membangun skema dan kontra Skema gerakan *(Perlu dikembangkan bersama)

5.  Merevitalisasi spesialisasi gerakan *(Perlu dikembangkan bersama)

6. Melaksanakan LAKKSUS (LATIHAN KEPEMIMPINAN KHUSUS) – SUKARNO *(Perlu dikembangkan bersama)

7.   Menentukan perangkat dan sistem pendukung organisasi *(Perlu dikembangkan bersama)
Sebatas itu dulu pengetahuan saya yang bisa disampaikan. Tentang bagaimanana kongkritnya masa depan GMNI MEDAN itu saya yakin dan percaya akan lebih baik di bicarakan serius oleh Purna dan Aktif GMNI di forum yang ada.

Sebagai penutup Perlu saya kira untuk mencantumkan kutipan pidato Sukarno agar kita dapat merefleksikan bersama maksud dari Pidato tersebut “Kita belum hidup dalam sinar bulan purnama, kita masih hidup di masa pancaroba, tetaplah bersemangat elang rajawali “. (Pidato HUT Proklamasi, 1949 Soekarno)*
sumber: http://bungsyamgmni.blogspot.co.id/2016/06/menetapkan-masa-depan-gerakan-mahasiswa.html?spref=fb

No comments:

Post a Comment

ORGANISASI CIPAYUNG